Kamis, 14 April 2016

Datang Lagi...

"Entah bagaimana saya bisa sampai disini, masih begitu jelas di ingatan bagaimana bentuk bangunannya, letak tiap jendela dan pintu seisi rumahnya, bahkan hampir tiap lekuk jalan menuju kesini. Saya ragu harus bagaimana, sampai ketika pemilik bangunan itu keluar dari rumah, ibunya dan dia. Saya bersembunyi dibalik dinding berusaha sebisa mungkin untuk tak terlihat.

Tak beberapa lama entah bagaimana saya sudah berada didalam, suasananya sedikit berbeda, disudut sebuah ruang saya melihat kasur bayi bertingkat, ada dua orang bayi berbaring diatasnya, satu diatas sudah lebih besar berusia sekitar lima bulan dan satu dibawah seperti baru saja lahir beberapa hari, bayi siapa ini? Belakangan saya tahu yang bayi yang baru lahir itu adik dari keponakan pertamanya, dan bayi yang diatas adalah bayinya, wajahnya sangat mirip dengannya.

Tiba-tiba ada suara orang datang, lagi-lagi saya berlari mencari tempat persembunyian. Saya mendapat tempat untuk bersembunyi, cukup untuk buat saya menjadi tak terlihat, disudut lain ruangan dibalik ranjang besar, kemudian saya sadar ini tempat mereka menaruh pakaian kotor sehabis dipakai sebelum dicuci, saya mengambil beberapa potongan pakaian untuk menutupi tubuh saya, tanpa saya sadari ini adalah pakaiannya, saya sangat dapat mengenali dari bau harum keringatnya. Saya sakit, batin saya tersakiti oleh ingatan.

Saya mendengar beberapa langkah kaki, itu mereka datang dia-ibunya-dan wanita itu, mereka menimang-nimang bayi itu, bayi yang saya impikan. Saya semakin membenamkan diri didalam tumpukan pakaian, sampai tiba-tiba wanita itu menghampiri sudut ruangan tempat saya bersembunyi, tidak-tidak-tidaaakk! batin saya berteriak jangan sampai mereka melihat saya disini. Wanita itu semakin dekat, sampai ia benar-benar dapat melihat sorot mata dibalik tumpukan pakaian yang diangkatnya, lalu terdengar suara keras teriakan wanita itu melempar keranjang pakaian ditangan kirinya, dan tumpukan pakaian kotor ditangan kanannya. Saya ketahuan!"

Kemudian saya terbangun, laju deru nafas perlahan melemah, hanya mimpi. Apalagi ini? Setelah saya yakin telah mengikhlaskan dan sudah bertahun-tahun pula berlalu, nyatanya bayangannya masih terus menghantui. Dahulu saya pernah bermimpi tentang sebuah pernikahan tanpa dihadiri dirinya, sampai kemudian saya mendengar kabar, bahwa dia telah menikahi wanita itu. Sekarang apalagi ini, mungkinkan kali dia benar-benar akan memiliki seorang bayi? Atau sudah? Lalu jika benar begitu, untuk apa pertanda ini masih saja terus datang menghampiri. Untuk menyakiti lagi dan lagi? Entah...

Tidak ada komentar:

Posting Komentar