Sabtu, 10 Oktober 2015

Sayaang....

Entah sudah berapa kali pagi ku yang terlewati tanpamu, malam yang terus berlalu tanpa ku mendengar tentangmu, kadang aku hanya ingin mendengar bagaimana kabarmu saat ini. Masih sering kah perut mu terasa nyeri? Dada mu masihkah terasa sesak? Coba kurangi makan pedasmu.

Sayang, masih bolehkah aku memanggilmu dengan sebutan sayang? Betapa aku ingin tahu, masihkah senyum mu menghiasi wajahmu? Aku selalu berharap kamu bahagia, tersenyum lah selalu, aku tak mampu melihatmu, tapi doa kan ku kirimkan selalu untukmu, sehat selalu. Sayang, jangan kau khawatirkan bagaimana caraku bertahan, seperti yang kau katakan aku mampu melewatinya. Jika suatu hari nanti kau berfikir tuk berhenti untuk melihatku kembali, jangan lakukan itu, karna hanya itu yang membuatku melemah, aku akan kalah dengan segala jerih payah yang kita perjuangkan selama ini.

Kau perlu tahu sayang, tak perlu kau perdulikan lagi saat kau melangkah menjauh meninggalkan aku dalam tangisan, kini aku bahagia, ada seorang laki-laki dewasa yang begitu menyayangiku, mengerti bagaimana membuat ku tersenyum, tahu dengan baik menjaga perasaanku ketika berjauhan, berani memperjuangkan aku, serta semua hal yang tak mampu kau lakukan, yg membuat mu menyerah untuk "bertahan", ketika kau tak mampu memberikan segala hal yang kau fikir yang aku butuhkan, ketika kau tak mampu mempertahankan aku tuk tetap tersenyum, keinginanku sebenernya hanya ingin kau bertahan.

Sayang, sejak terakhir kali genggaman tanganmu, tahukah kamu? Aku pernah benar-benar mengharapkan kau tak pergi, meninggalkan aku dengan sejuta harapan kau untuk kembali, tapi kini ku biarkanmu perlahan menghilang, bayanganmu semakin bias, aku hampir lupa bagaimana rupamu. Sedikit lagi, kamu akan benar-benar menghilang. Jangan takut, seperti yang kau harapkan, sebentar lagi aku akan benar-benar melupakanmu.

Sayang, jangan ada lagi yang membebanimu, bahagialah dengan hidupmu, maaf sekali lagi maaf, ku kira memang bukan waktu yang sebentar, waktu yang ku habiskan untuk dapat mengerti, hal yang kau janjikan untuk melihatku hidup bahagia. Tapi.. kini sudah aku rasakan.

Sayaaang, terimakasih telah melepaskan aku.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar